Siapa yang
tidak mengenal dengan minuman yang satu ini?Dari sebuah biji yang diolah dan
dihidangkan untuk menjadi konsumsi sehari-hari bahkan hidangan istimewa untuk
para tamu. Tidak hanya orang tua, pria maupun wanita, kopi saat ini sudah
menjelma menajadi minuman untuk segala kalangan. Dari citra minuman orang tua
menjadi minuman kalangan anak-anak muda, kini kopi semakin luas mendunia.
Setiap penjuru
bumi memiliki khasnya masing-masing dalam menyajikan dan mengolah si biji hitam
beraroma khasi ini. Macam dan ragamnya pun tidak sedikit, namun kopi dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kopi arabica dan kopi robusta. Kedua
jenis kopi ini lah yang mengkategorikan kopi di dunia.
Cukup luas
jika saat ini kita membahas sejarah kopi karena memang sejarah biji kopi
memiliki alur yang cukup panjang. Pada tulisan kali ini akan merujuk pada kopi
yang berada di salah satu kawasan Tangerang Selatan, yaitu Serpong. Mengapa
kopi ini wajib dibahas karena tidak lain memiliki khas yang kuat dengan wilayah
Serpong.
Bagi warga
Serpong yang biasa menikmati kopi pagi hari atau bahkan diwaktu-waktu lain
pasti sudah tidak asing dengan kopi yang satu ini. Eksistensinya dan rasa
khasnya lah yang membuat kopi ini cukup dikenal dikalangan warga Serpong dan
sekitarnya. Maka dari itu kopi ini layak untuk dibahas dan menjadi materi di
Wajah Serpong Tempo Doeloe.
Kopi Aseng,
begitulah orang-orang mengenalnya. Dimulai dengan ikut berdagang sembako
bersama kedua orang tuanya di Pasar Serpong pada tahun 1979, Aseng sang pemilik
kopi bubuk olahan tersebut memberanikan diri membuka usaha olahan kopin sendiri
pada tahun 1983. Dengan bermodalkan alat giling kopi yang dimiliki oleh orang
tuanya, Aseng memulai usaha tersebut.
Sejak awal
berdirinya Aseng melabeli kopi olahannya dengan nama “Kopi Polos”, nama ini lah
yang hingga saat ini masih menjadi nama tokonya di Pasar Serpong, namun
orang-orang lebih mengenalnya dengan Kopi Aseng. Karena eksistensinya menjual
kopi hingga saat ini di Serpong membuat Kopi Aseng dikenal dengan kopi khas
warga Serpong.
“Oh udah lama
banget, dari saya masih muda sampe sekarang juga saya selalu rutin stock kopi
ini dirumah buat diminum sehari hari” papar Atma (80), konsumen Kopi Aseng
sejak bertahun-tahun. “wanginya sama rasanya beda sama kopi-kopi lain yang udah
saya cobain, lebih wangi dan sedap” tambahnya.
Di kedai kopi
olahan miliknya terdapat dua jenis macam kopi bubuk yaitu arabica dan robusta.
Kedua jenis kopi ini diolah dari biji kopi asal Lampung yang memang sudah
terkenal kualitasnya di Indonesia. Harga Kopi Aseng cukup beragam dari mulai
Rp. 35.000 – Rp. 100.000, tegantung dengan jenis kopi dan kualitas yang
dihasilkan.
Jika ingin
mencicipi kopi olahan ini para pecinta kopi bisa datang langsung ke lantai
dasar Pasar Serpong, Tangerang Selatan. Toko ini buka dari jam 06.00 wib hingga
17.00 wib. Dengan nama “Kopi Polos Aseng” toko ini selalu bergantian dikunjungi
para penikmat-penikmat kopi.
Oleh : Irvan Ramadhan untuk WSTD